Pesan Kemanusiaan dan Kemajuan Permaisuri Johor kepada Civitas Academica UTM

“Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, saya akan berbicara dengan mahasiswa asing secara singkat. Namun, tahun ini, dan pada upacara pertemuan khusus ini, saya ingin menggunakan kesempatan lebih banyak.” Dikemukakannya, berbagai peristiwa mutakhir yang melanda dunia, harus diungkapkannya, terutama dalam lingkungan akademis seperti upacara wisuda.

JOHOR | Permaisuri Johor, Raja Zarith Sofiah Binti Almarhum Sultan Idris Shah, menyampaikan pesan kemanusiaan dan kemajuan kepada mahasiswa dan civitas academica Universiti Teknologi Malaysia (UTM), saat berlangsung Wisuda Sarjana di Dewan Sultan Iskandar – kampus utama UTM Skudai – Johor Bahru, Sabtu (21/5/22),

Raja Zarith Sofiah sekaligus dalam kapasitasnya sebagai Rektor UTM, mengajak mahasiswa lokal UTM untuk mempererat persahabatan dengan sesama mahasiswa internasional yang belajar di institusi tersebut.

Diharapkannya, terjalin ikatan persaudaraan antar mahasiswa, yang akan memungkinkan mahasiswa lokal lebih memahami tantangan yang dihadapi rekan-rekannya dari luar negeri, sehingga akan lebih menghargai kehidupan di Malaysia dalam mencapai kedamaian dan kemakmuran di negerinya.

“Kepada para wisudawan dari Malaysia, saya mengajak untuk mempererat silaturahim dengan mahasiswa dari luar negeri yang juga kuliah di UTM. Terutama mereka yang berasal dari negara-negara yang terkena dampak perang atau konflik bersenjata seperti Palestina atau negara-negara yang dilanda bencana alam dan kelaparan, seperti Somalia dan Sudan, karena mereka juga manusia biasa seperti kita.”

Selanjutnya, dalam wisuda yang juga dihadiri Pro Rektor UTM, Che’ Puan Besar Khaleeda Bustamam dan Menteri Besar Johor, Datuk Onn Hafiz Ghazi, Permaisuri mengemukakan, para mahasiswa lokal mesti menunjukkan kepedulian dan empati kepada para mahasiswa asing.

Permaisuri Johor, Raja Zarith Sofiah Binti Almarhum Sultan Idris Shah (Rektor) dan Che’ Puan Besar Khaleeda Bustamam (Pro Rektor) bersama Timbalan dan pimpinan UTM Johor | foto Royal Brunei

“Mereka adalah tamu kita di Malaysia dan di kampus UTM.  Ulurkan tangan silaturahim, sebagaimana dianjurkan dalam Islam,” kata Tuanku Raja Zarith Sofiah.

Permaisuri Johor tersebut, juga berharap UTM terus berjuang untuk mewujudkan kesuksesan akademik dan berkontribusi membantu pembentukan masyarakat Malaysia yang kaya akan nilai-nilai luhur dan akhlak yang terpuji.

Pesan nurani Permaisuri tersebut, memberikan aksentuasi pada upaya membangun kesadaran untuk membangun dan mengembangkan solidaritas antara bangsa di kalangan kampus.

Terutama untuk rekan-rekan mereka yang berasal dari negara-negara yang terkena bencana,seperti Sudan dan terkena dampak perang atau konflik bersenjata, seperti Palestina.

“Mereka juga insan biasa seperti kita,” kata Permaisuri, yang juga penasihat Kerajaan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Malaysia.

Dikatakannya, Permaisuri senantiasa mengikuti perkembangan kemanusiaan yang terjadi di dunia, dengan memperbarui informasi bagi dirinya, dengan berbagai berita mutakhir, yang disampaikan media arus perdana dan media sosial.

Permaisuri Johor, Raja Zarith Sofiah Binti Almarhum Sultan Idris Shah (Rektor) dan Che’ Puan Besar Khaleeda Bustamam (Pro Rektor) bersama Prof. Datuk. Dr. Ahmad Fauzi Ismail (Timbalan Rektor) – Universiti Teknologi Malaysia | foto Royal Johor

“Saya mengikuti akun media sosial dan situs web Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC),” ungkapnya.

“Akun-akun ini memberikan informasi terbaru tentang negara-negara di mana perang telah pecah, masalah sosial yang serius dan yang paling memilukan, untuk mengetahui tentang mereka yang harus meninggalkan rumah  sendiri dan hidup sebagai pengungsi di negara lain selama bertahun-tahun,” tegasnya.

Lalu, dikemukakannya, “Kita juga harus menyadari bahwa sekarang, kita adalah bagian dari komunitas global. Karena itu, sebagai warga dunia, kita harus menaruh perhatian pada apa yang terjadi di seluruh dunia.”

Kepada para mahasiswa asing – sebagai wisudawan – Permaisuri Johor menyampaikan, “Untuk wisudawan luar negeri kami, selamat kepada kalian semua yang telah datang dari jauh untuk menuntut ilmu di sini. Hari ini adalah momen yang sangat spesial bukan hanya untukmu tapi juga untuk keluargamu.”

Permaisuri Johor, lantas mengemukakan, “Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, saya akan berbicara dengan mahasiswa asing secara singkat. Namun, tahun ini, dan pada upacara pertemuan khusus ini, saya ingin menggunakan kesempatan lebih banyak.”

Dikemukakannya, berbagai peristiwa mutakhir yang melanda dunia, harus diungkapkannya, terutama dalam lingkungan akademis seperti upacara wisuda.

Kampus Universiti Teknologi Malaysia di Skudai – Johor. Pusat Unggulan dan Kemajuan Malaysia di Selatan Semenanjung | foto UTM

Hal itu dipandang perlu, supaya  secara khusus, seluruh kalangan civitas academica semua sadar, umpamanya, akan perang di Ukraina.

“Bagi kami, di sini di Timur, yang paling mengejutkan kami adalah penembakan terhadap jurnalis Palestina, Shireen Abu Akleh,” kata Permaisuri Johor tersebut.

Untuk itu juga, Permaisuri menyampaikan belasungkawa kepada lulusan Palestina yang terkena dampak konflik di negara tersebut.

“Kepada mahasiswa Palestina yang akan menerima gelar doktor pagi ini, saya ingin menyampaikan simpati saya yang terdalam kepada Anda dan rakyat Palestina,” ujarnya dengan nada kasih sayang.

Permaisuri Johor mengemukakan, “Selama Ramadan, terutama selama sepuluh malam terakhir yang oleh kami umat Islam dianggap sangat diberkati, kita sangat sedih, kaget, dan ngeri melihat rekaman video agresi yang ditujukan pada mereka yang ingin shalat di Masjid Al- Aqsha.”

Permaisuri berharap, “Saya akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Anda dan semua siswa asing lainnya, sehingga Anda dapat menceritakan pengalaman yang Anda dan keluarga Anda alami.”

Permaisuri Johor, Raja Zarith Sofiah Binti Almarhum Sultan Idris Shah (Rektor) dan Che’ Puan Besar Khaleeda Bustamam (Pro Rektor) bersama Prof. Datuk. Dr. Ahmad Fauzi Ismail (Timbalan Rektor) – saat peresmian Galeri Teknologi Universiti Teknologi Malaysia, Maret 2022 | foto UTM

Pada upacara wisuda tersebut, Wakil Rektor UTM Prof. Datuk. Dr. Ahmad Fauzi Ismail mengemukakan, sebanyak 5.672 mahasiswa diwisuda pada upacara wisuda yang akan dibagi menjadi 14 sesi, hingga 28 Mei 2022 mendatang.

Di antara 5.672 wisudawan, 502 di antaranya merupakan lulusan internasional yang berasal dari 40 negara.

Wakil Rektor mengemukakan, sampai upacara Wisuda tersebut, UTM telah menghasilkan 211.419 lulusan, termasuk 9.507 lulusan internasional dari 98 negara, sejak diresmikan sebagai Institut Teknologi Kebangsaan (ITK) bertaraf universitas, 14 Maret 1972.

Ketika menyelenggarakan upacara wisuda pertama (1977), ITK – UTM hanya mewisuda 65 lulusan.

Salah seorang di antara wisudawan yang diwisuda pada upacara tersebut adalah Sekretaris Negara Johor, Dato’ Dr. Azmi Rohani, yang menerima gelar Doktor Filsafat untuk bidang studi Administrasi Pertanahan dan Pembangunan.

Pendirian UTM (termasuk ITK) berawal dari pelaksanaan Rancangan Malaysia Ketiga (fase Pembangunan Malaysia dekade 70-an), sejak saat itu UTM sudah berjasa dan memberikan sumbangan besar  sebagai pusat pendidikan dan penelitian sains, teknologi dan teknik yang tersohor di peringkat nasional, serantau dan global.

Pelaksanaan Wisuda UTM Johor 2022, masih ketat dengan prosedur kesehatan | foto: UITM

Permaisuri mengatakan, selama dirinya mengemban amanah sebagai Pro Rektor dan Rektor,  UTM senantiasa terdepan dalam  menyediakan tenaga kerja terlatih seiring yang mampu menjawab tantangan dan memenuhi keperluan perkembangan ekonomi.

Dikemukakannya, perkembangan pesat UTM selalu mendapat perhatian dan dukungan dari Almarhum Sultan Ismail Ibni Almarhum Sultan Ibrahim, yang merupakan Rektor UTM pada masanya.

Bahkan Almarhum Sultan Ismail membangun dan meresmikan pembangunan kampus UTM di Skudai , yang meliputi kawasan seluas kira-kira 12,140 hektar.

Almarhum juga yang memerintahkan, keberadaan UTM di selatan semenanjung Malaysia, telah menjadikan Johor sebagai pusat pendidikan penting bagi negara, dan telah menjadikan sektor pendidikan dan pengajian negara terbaik.

Secara historis, sebenarnya UTM bermula dari Sekolah Teknik Treacher  (1904), kemudian berkembang menjadi Maktab Teknik (1946), kemudian menjadi ITK (1972).

Setelah itu, lembaga pendidikan tinggi ini ditabalkan sebagai Universiti Teknologi Malaysia oleh Yang di-Pertuan Agong ketika itu, Al-Marhum Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah Badlishah. | aishah

 

Posted in ARTESTA.