Santapan Ruhani Butet

Bagi saya — sebagai pembaca — artikel tersebut laksana santapan ruhani penguat kuliah subuh di hari pertama bulan Ramadan 1446 H. Isinya bukan hanya luah pemikiran dan pendapat kritis, cerdas sekaligus jenaka. Melainkan ekspresi sikap lugas warga bangsa yang lantang menyatakan, “Panen paradoks saatnya disetop. Hari ini saatnya menanam sebuah […]

Selengkapnya

Zaman Sungsang

Puisi Puisi N. Syamsuddin Ch. Haesy N. Syamsuddin Ch. Haesy biasa dipanggil Bang Sem. Sejak belia bercita-cita jadi penyair, tapi belum juga kesampaian (Tak mudah menjadi penyair). Kerap menulis puisi, esai, resensi, kritik seni sejak masih SMA, di bawah asuhan Ibu Aisyah Salamun, guru sastra. Ibu yang menyelamatkannya dari kehidupan […]

Selengkapnya

Hikayat Negeri Gaddaarstan

Meski di hari wisuda kawasa berteriak lantang mewakafkan diri untuk kepentingan rakyat, meluahkan retorika pembanterasan rasuah, dan berbagai tekad kebangsaan — yang boleh jadi benar secara personal — namun tetap menebar keraguan. Rakyat yang cerdas dan aktivis politik cendekia menyambut sukacita turun tahtanya Adorakang, seraya mencatat dan mencermati kritis luah […]

Selengkapnya

Bandar Udara dan Kemuliaan Melayani

Pengelola bandara (khasnya berkelas internasional) di Indonesia dalam praktek tata kelola sehari-hari penting menguatkan kesadaran tentang kemuliaan melayani. Layanan yang tak sekadar mengikuti standar prosedur operasional korporat belaka. Tanpa kecuali, terutama, hal ini berlaku bagi petugas maskapan penerbangan. Khasnya yang kerap dijuluki sebagai maskapai selalu telat (delayed air services), yang […]

Selengkapnya

Hindari Jebakan Minda Relasi Seni dan Media

Dalam konteks Indonesia, di tengah tata kelola pendidikan sebagai bisnis, kuatnya paradigma yang mendudukkan kepentingan manusia sebagai pusat segala sesuatu, sehingga bebas menaklukkan alam untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Akademi Jakarta via Maklumat tentang ‘Cegah Penghancuran Nalar Publik’ (20 Januari 2022). Maklumat tersebut merekomendasikan negara dan khalayak, bertanggung jawab: (a) Mengembangkan […]

Selengkapnya

Jalan Kebudayaan
untuk Pembangunan Berkelanjutan

SENIN, 26 Agustus 2024, Akademi Jakarta kembali menggelar program tahunannya, “Kuliah Kenangan Sutan Takdir Alisjahbana (STA).” Kali ini menghadirkan Hilmar Farid, aktivis dan cendekiawan kebudayaan yang juga Direktur Jendral Kebudayaan – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi (Kemendikbudristek) – Republik Indonesia. Hilmar Farid memusatkan bahasan kuliahnya tentang pengetahuan vernakular. Kuliah […]

Selengkapnya

Butet Mengubah Marah Menjadi Energi Artistik dan Estetik

Karena Butet Kertaredjasa juga berprofesi sebagai penulis, setiap tajuk karyanya punya daya yang memandu penikmat karyanya menangkap pesan yang hendak disampaikannya. Tajuk tersebut baru dituliskannya jelang pameran, empat tahun setelah ia bergumul dengan karyanya. Yang membedakan dengan banyak perupa lain, karya-karya yang dipamerkan BK juga merupakan medium komunikasi visual yang […]

Selengkapnya

Puisi Puisi yang Terserak

Puisi-puisi yang terserak di berbagai file, tengah dipumpun. Ternyata banyak sekali. Beberapa sudah dibukukan dalam beberapa buku pumpunan puisi : Bulan Selesma, Di Balik Layar Televisi, Puisi Kebangsaan, Ghirah, Renjana Tanah Bertuah, eCatri, dan beberapa antologi puisi dengan para penyair sebenanra. Mudah-mudahan segera terkumpul dan terbit sebagai buku. | sh […]

Selengkapnya

24 Jam Tanpa Henti Mengendalikan Kedaulatan Tubuh dan Irama Rasa

24 jam atmosfer di lingkungan kampus ISI Surakarta terkesan lain, khasnya di lokasi-lokasi ke sebelas penari dan musisi menunjukkan kepiawaiannya. Musik dan gerak saling terkoneksi satu dengan lainnya. Fluktuasi bioritme mereka tak tertampak di permukaan. Catatan Nabil MENARI tak sekadar menggerakkan tubuh mengikuti musik. Menari merupakan kerja artistik, esttetik, dan […]

Selengkapnya

Urgensi Kementerian Kebudayaan

Kata kuncinya adalah komitmen untuk konsisten dengan prinsip-prinsip asai budaya, seperti rumpaka Sunda yang diucapkan Anies: “Ngadék sacékna, nilas saplasna.” Konsistensi ucapan dan tindakan, menjunjung kejujuran dan kearifan. Sesuatu yang di masa mutakhir ini, pudar. Sekaligus sikap rendah hati, tidak pongah: aja adigang – adigung – adiguna seperti yang ucapkan […]

Selengkapnya