Puisi-puisi yang terserak di berbagai file, tengah dipumpun. Ternyata banyak sekali. Beberapa sudah dibukukan dalam beberapa buku pumpunan puisi : Bulan Selesma, Di Balik Layar Televisi, Puisi Kebangsaan, Ghirah, Renjana Tanah Bertuah, eCatri, dan beberapa antologi puisi dengan para penyair sebenanra. Mudah-mudahan segera terkumpul dan terbit sebagai buku. | sh
Puisi Puisi N. Syamsuddin Ch. Haesy
Republik Jalangkotè
zaman bergerak menapak masa. melintas bilangan detik hingga abad. di Republik Jalangkotè tiba aku. negeri renyah rempah tepung fantasi adonan mimpi. berguling di minyak ilusi. wajan luka wajan disangga tungku. baranya asa. sekamnya risau. kayunya lupa.
negeri berjiran dengan negeri uli panggang dan kemplang. bersahabat dengan moci, dongkal, tiwul, ketimus, dan burasa. bersahabat dengan barongko, gethuk, combro dan misro. dihormati lompong, klepon, onde-onde, dan dadar gulung.
republik jalangkotè republik kuih muih. tempat selendang mayang berpadan palubutung. tempat pertemuan cendol dan dawet. dihibur tuak, sopi dan bir pletok. dicumbui cincau dan siwalan.
republik jalangkotè berpagar laut. padi, kentang, umbi-umbian terhampar luas. semangka, mentimun, dan melon senang bertumbuh. kacang tanah subur di tanah gembur. kedele dan polong malas bertumbuh. kentang dan wortel selalu berjaga. menghimpun merica, lada, dan garam.
ku tiba di musim kemarau yang panjang. menghindari musim penghujan yang menghantar banjir dan tanah longsor. menghindari ribut dan beliung yang digemari para petinggi ‘tuk menguras kocek atas nama kemiskinan dan keterlantaran.
di republik jalangkotè ingatan tiada lama. penduduknya sering lupa derita, lara, nestapa dan sansai lantaran lama hidup dalam ketimpangan dan ketidak-adilan.
di republik jalangkotè tiada manusia jalang. lantaran telah dibawa berlari kuda liar yang susunya mengalir deras menghempas susu etawa ke seluruh pembulu darah.
di sini kutemukan ramai petinggi dan akademisi, tak kenali diri. ramai pemuka agama, penyair dan seniman abai dan lupa beda munajat dengan nubuat, tak kenal beda ma’rifat dengan ma’siyat.
datanglah ke sini sekali sekala atau sesering mungkin. supaya paham hakikat pagi delé soré témpé. menggebah etik laksana menghalau itik.
(jakarta, 08.09.20)
Sajak Separuh Malam
bulan tersaput awan. angin menerbangkan berjuta risik. gumam. gerundel. cerca. ghibah. buhtan.
hati keras membatu. sukma dibutakan. nurani sudah ditulikan. naluri hayawani menjalar.
kemuliaan insani terlontar jauh ke angkasa. jatuh di telaga bimbang, danau pilu dan kubangan hina dina.
masuk ke dalam berjuta bimbit. jemari menduplikasi. menebar ke seluruh penjuru cakrawala. lantas menukik tajam. jatuh. terperosok.
kusaksikan berjuta orang sedang bersuka-cita. mengubah jemari jadi cakar murka?
mencabik-cabik apa saja, siapa saja, dan kapan saja. lantas melahap daging jenazah saudara sendiri.
aku merenung di simpang malam. ooo.. nalar kehilangan nurani. meninggalkan rasa.
membelam cinta ke wajan hasad dan hasud, terpanggang di atas tungku hawa nafsu,
tersulut kepandiran, berbara kebencian
(KM 88, 17..06.23)\

Adegan teater bertajuk DISTARKSI – Agus Tian | dok eCatri
Syair Dolanan
katakan padaku hai tukang kayu. bagaimana caranya bermain kayu.
katakan padaku hai pande besi. bagaimana caranya kelola ambisi.
katakan padaku hai para pemancing. bagaimana caranya kerusuhan terpancing.
katakan padaku hai pedagang sapi. bagaimana caranya mengubah kaki sapi menjadi kursi.
katakan padaku wahai peladang. bagaimana menanam kita di tanah gambut.
singkong ditanam bertumbuh jagung. nangka ditanam berbuah durian.
(megamendung, 19.08.22)
Sepatu Ibu
sepatu ibu. sepatu lama senantiasa baru. bukan sepatu kulit rusa dalam mimpi cinderella
sepatu ibu dari kulit lembu. halus lentur runcing ujungnya. senjata kala berjaga dari penggoda.
terhuyung-huyung di mabuk asmara
sepatu ibu dari kulit lembu. selalu dibersihkan dari debu.
jalani hidup antara harus dan tabu. pesona norma wanoja berilmu. cemerlang akal halus berbudi
sepatu ibu. sepatu lama senantiasa baru. dirawat ibu sambil mendendang lagu “di ambang biru.”
bersyair rindu bernada sendu. gairah hidup selalu baru. merawat cinta menebar sukacita.
(bandung, 11.02.21)

Palang pintu, salah satu ekspresi budaya kaum Betawi | dok.eCatri
Ruh Orang Betawi
Ruh orang Betawi adalah tauhid yang mengalir di dalam diri
Jelma keberanian menegak kebenaran menebar keadilan
Ruh orang Betawi adalah akhlak mulia. Jelma jadi sikap terbuka
Mengalirkan kesetaraan dan kemitraan. Energi hidup selalu terbarukan. Merajut harmoni agama, kemanusiaan dan kebangsaan
Ruh orang Betawi adalah akhlak mulia. Mengalir dari ucap didik para ulama. Tampak di laku hidup para Nyak dan Babe, Abah dan Umi.
Mengalirkan cinta dan kasih sayang bagi insan sesama. Mewarnai tanah kelahiran. Kota masa depan. Hingga kelak tak lagi bising
Tak memberi ruang bagi cerca dan maki orang bergaduh.
Ruh orang Betawi adalah keislaman dan keindonesiaan. Hidupkan kesadaran dan semangat kebangsaan. Simpul nyata toleransi tak melukai hak asasi insani.
Jangan pernah sekali sekala menyingkirkan orang Betawi. Wangsa Betawi akan bersatu, berderap bergerak dalam irama serempak.
Laksana derak roda-roda menggerakkan kereta peradaban
Sekali sekala orang-orang Betawi kudu tereak. Laksana tuter di riuh kota.
Mengingatkan siapa saja. Kembali melangkah di rel dan jalannya yang benar.
Menggerakkan seluruh daya. Mengimpun asa kaumnya.
Satu nafas satu jiwa.
Menghidupkan bara ghirah dan gairah keberanian hidup.
Menjemput masa depan. Menjemput matahari baru. Wujudkan amanat : Fathaan mubiina.
Wangsa Betawi mesti berada di hadapan. Memimpin kota tanah kelahiran sendiri. Biar seluruh kawula menikmati suka cita duniawi dan ukhrawi.
(Museum Benyamin S – Jatinegara: 26.10.17 )
Teringat Ibu
ibu duduk di kursi roda. maghrib jelang tiba. kudengar gumamnya tentang negeri yang dihuni politisi pemburu kursi.
selepas isya’ ibu duduk di depan televisi. tekun menyimak tayangan televisi tentang demokrasi sebatas kontradiksi.
kudorong ibu di atas kursi roda. masuk ke bilik tidurnya. matanya memandang tajam.
aku mendekat. ibu berbisik: “Pimpinlah dirimu dengan cara sederhana… jangan simpan sampah di dalam rumah, supaya rezeki senang datang berkunjung.”
“jangan sisakan makanan dalam piring. hargai petani, nelayan, peternak ada dalam imaji. menyatu dalam nasi dan lauk pauk di piringmu.”
“cuci piringmu setiap kali selesai makan, supaya kamu paham tentang bagaimana memaknai awal dan akhir kehidupan yang harus selalu bersih. tanpa noda.”
“kalau senang menghelat kenduri. Jangan biarkan ada hati terluka tertusuk duri pertikaian tak usai sudah. kenali diri. kenali diri.”
ibu beringsut dari kursi roda. perlahan rebah. lalu lelap dalam tidur dengan wajah bercahaya.
(jakarta, 10 Juli 2019)

HOS Tjokroaminoto | dok. khas
Titik Nol Sejarah
kita kembali ke Laweyan! kembali ke titik nol sejarah. titik awal ayunkan langkah di bawah hujan.
menghimpun daya akal budi melawan penjajah Walanda.
Laweyan adalah titik nol sejarah. mengikuti isyarat zaman memutar ulang kisah. ‘tuk bercermin diri.
kenali lagi realitas bangsa. kala oligarki mencengkeram nusa menekuk wangsa.
menyadari lagi : persatuan umat dipecah belah. perbedaan mazhab dijadikan bara api.
sengketa mengaburkan pandang mata. melupakan semangat dulu “Innamal mukminuuna ikhwah !”
dari laweyan. toleh hari kemarin barang sekejap. telisik lagi segala ihwal pelemah daya umat.
kala kapitalisme global menggeser kita jadi kaum marginal. lena dalam kemiskinan konsisten dan persisten.
kala hakikat memelihara fakir miskin dan orang terlantar. dipahami secara pandir: negara merawat miskin berkepanjangan.
hingga bisa disilap mata lupa hakikat hak dan kewajiban.
dikemas dalam kantung beras miskin dan bingkisan sembako.
atas nama bantuan sosial yang merendahkan hakikat insani rakyat.. padahal dulu,
maknanya adalah semangat membalik kemiskinan.
orang-orang yang dulu kita beri amanat menerbangkan pesawat kebangsaan.
membawa kita terhempas zaman. melenceng jauh dari garis tujuan kebangsaan.
beliung islamophobia bergerak menghempas anak cucu entah ke mana.
kita kembali ke titik nol sejarah. mengarahkan pesawat kebangsaan kembali ke garis azimuth.
mengingat ulang pesan yang utama HOS Tjokrominoto.
mengingat ulang sikap tegas Abdul Moeis dan Haji Agus Salim.
ayo… bergerak serempak dan serentak. himpun kembali daya. jawab tantangan zaman.
bangkit perkasa dan bergerak menghadang penjajahan baru.
dengan sebersih-bersih tauhid, ilmu pengetahuan, dan siyasah satukan lagi hati.
tegaskan posisi. segarkan fungsi. pelihara eksistensi kepeloporan di tengah perubahan zaman.
tenemukan dan bangun Indonesia sungguh wangsa berdaulat, mandiri, dan punya jati diri.
tak sesiapapun boleh meminggirkan kita dari tanah air. tempat kita dilahirkan dan kelak akan berkalang tanah
(Surakarta, 7 November 2021)

Rebah dalam lelah. Asing di negeri sendiri | dok.eCatri
Sajak Orang Asing
tiba masa. berjuta penduduk negeri jadi orang asing. di tanah kelahirannya sendiri.
lantaran orang sesungguh asing menguasai tanah negeri. yang diurus kuasa tanpa rasa cinta nusa.
tiba masa, berjuta orang sesungguh asing merangsek. menekuk otak penguasa nan lena.
mengubah petinggi negeri. jadi robot-robot kuasa wang. pemangsa kuasa tanpa rasa.
memangsa rakyat daulat rakyat. pemilik sah atas wangsa. mengusir penduduk negeri dari tanah kelahirannya
orang-orang asing pemangsa segala daya. disambut suka cita atas nama utang berbusana investasi.
di bandar-bandar, desa-desa dan kampong-kampong. di punggung-punggung gunung. di hampar pesisir. di setiap jengkal wilayah negeri
o.. tanah air tergadai utang.
tiba masa, sejarah penindasan atas wangsa berulang jadi kalang. ghirah dan gairah tertinggal dalam imaji asa zelfbestuur. pemantik gairah merdeka.
di kampus-kampus dan sekolah-sekolah guru gelisah. teriaknya cintanya diabaikan. karena jargon merdeka belajar hilang makna. sekadar belajar merdeka. mengeja demokrasi tanpa ideologi.
orang-orang asing berdiri dengan kecak pongah. hilang rasa wangsa. rakyat jadi orang asing di tanah kelahirannya sendiri.
ho’o huwo’o! siapa sangka petinggi negeri jadi orang bunian.
[Omah Sikudri, 25.04.24]
